Selamat jalan teman..


Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji’un..

Salah satu teman terbaikku telah berpulang ke haribaan Ilahi. Fiqhi DiyaulHaq, sosok bersahabat itu telah meninggalkan teman dan keluarga yang mencintainya pada Ahad, 29 April 2012, pukul 14.00 WIB di sebuah rumah sakit di Semarang. Usianya masih muda, ia teman seangkatanku di STAN, tetapi tumor paru-paru yang menjangkiti tubuhnya dan baru diobati pasca lulus dari kampus telah membuatnya tak berdaya selama setahun belakangan, hingga Allah mengangkat sakitnya sekaligus jiwanya.

Terakhir kali kubertemu dengannya adalah ketika kami, rombongan saudara seiman sesama aktifis kampus menjenguknya di kediamannya di Kudus. Kami ke sana bukan hanya untuk menjenguknya, tetapi juga untuk menghadiri akad dan walimahan pernikahan seorang teman di Pati, kota tetangga Kudus. Saat itu dia terlihat sudah kurus, matanya sayu, dan rambutnya mulai menipis. Dia dan ibunya menjelaskan mengenai sakit yang dideritanya juga pengobatan yang harus dijalani dan tampaknya begitu menyakitkan. Pengobatan itu bernama Kemoterapi. Pasien harus menerima kenyataan tubuhnya diasupi zat yang digunakan untuk menghancurkan daging tumor yang tumbuh. Efeknya tentu begitu dahsyat bagi tubuhnya, kerontokan rambut terjadi, dan fisik juga semakin melemah. Apalagi ia bukan hanya melaksanakan kemo sekali, tetapi beberapa kali, kalau tidak salah sampai tiga kali. Namun, ia masih sempat bercanda pada kami saat itu, masih bisa tertawa, bahkan berfoto bersama di depan rumahnya. Tak kusangka itu merupakan pertemuanku terakhir dengannya.

Lima bulan lebih, ia tidak menjalani magang di instansinya, yang kebetulan sama denganku. Kami seangkatan pun telah melaksanakan kewajiban untuk mengumpulkan dana untuk membantu biaya pengobatan yang tak sedikit. Doa pun InsyaAllah terus mengalir kepadanya agar segera diberi kesembuhan. Hingga ketika kami penempatan, ia diberikan toleransi oleh Kepegawaian. Ketika sebagian besar dari kami harus rela menuju perantauan di luar Jawa, Fiqhi ditempatkan di Kanwil DJPB Provinsi Jawa Tengah di Semarang. Tentu demi mempermudah ia menuntaskan pengobatannya. Beberapa bulan yang lalu, mungkin di akhir tahun 2011, aku juga mendapat kabar lagi bahwa ia telah sembuh dan bisa beraktifitas lagi. Jarak rumah dengan kantor cukup jauh, hingga ia pun tinggal di kediaman tantenya di Semarang. Aku pun sempat meneleponnya dari Wamena, menanyakan kabar dan bercanda selama beberapa menit.

Tak kusangka, 28/01/12 adalah kontak terakhirku dgnnya
Tanggal 28 Januari 2012, saat itu aku hampir saja bertemu dia lagi setelah menjenguknya di Kudus. Waktu itu aku sedang cuti di Jawa, dan pulang dari rumah temanku di Purwodadi. Karena bus Purwodadi ke Demak sudah habis sore itu, akhirnya kuputuskan untuk ke Semarang dulu. Ini baru pertama kali aku menuju Semarang dari Purwodadi, dan ternyata lama juga perjalanannya. Pemberhentian bus ini pun ternyata bukan di Terboyo yang ada bus jurusan Demak, tetapi hanya sampai terminal Penggaron. Sementara jarum jam tanganku sudah menunjukkan pukul 19.30. Waktu itu aku bingung mau kemana, meski akhirnya kuputuskan tetap menuju terminal terboyo via angkot. Dalam perjalanan hujan turun begitu derasnya, sampai-sampai jarang pandang dari dalam angkot pun terbatas, rasa-rasanya air langit ditumpahkan begitu saja di Semarang malam hari itu. Aku berpikir, sepertinya tidak ada harapan pulang malam itu, pasti bus Semarang-Demak-Jepara sudah habis. Bus tujuan Semarang-Demak-Kudus pun pasti sudah jarang. Ketika pikiran sudah buntu, akhirnya kulayangkan SMS pada Fiqhi, dan dari situlah aku tahu bahwa ia tinggal di rumah tantenya. Ia menelepon ku selama empat kali, tetapi belum juga aku angkat. Baru kelima kalinya aku bicara dengannya. Ia menjelaskan dengan rinci alamatnya, sayang aku lupa kali ini. Yang jelas ia menyuruhku naik taksi dan menyebutkan pada sopir sesuai alamat yang ia berikan waktu itu lewat sms. Sayang, sms terakhir darinya pun sudah hilang dari hapeku. Namun, hujan itu membuat aku ingin segera pulang ke rumah, maklum ini adalah masa cuti dimana inilah kesempatanku bercengkerama dengan keluarga. Ibu pun sudah menelepon menanyakan kemungkinan pulang atau tidak, tentu beliau pun khawatir. Hujan masih begitu deras, hingga meskipun ku berteduh di warung dekat terminal, sebagian badanku masih basah kuyup karenanya. Namun, akhirnya teriakan seseorang kondektur bus jurusan Semarang-Demak-Kudus memaksaku berlarian untuk segera masuk ke dalam bus. Kesempatan bertemu dengan Fiqhi kembali pun pupus malam itu juga. Kulayangkan SMS kembali memohon maaf padanya tidak jadi menginap, dan kusampaikan semoga suatu saat kita akan bertemu. Ternyata, Sang Khalik berkehendak lain.

Kematian memang datang tak disangka-sangka, siapa yang bisa mempercepat atau menundanya? ini adalah kali ketiga aku mendengar kabar duka bahwa teman seangkatanku meninggal. Sebelumnya sudah ada teman sekelas ku waktu di SMA, Heni, sudah dipanggil-Nya dengan perantara Leukimia. Lalu, ada teman se-SMP, se-SMA, dan se-organisasi, Lia, juga telah menuju kedamaian karena kanker kelenjar getah bening. Kali ini, Fiqhi, juga telah menyusul di usia yang masih muda, 22 tahun. Selanjutnya siapa? mungkin aku, mungkin keluargaku, mungkin orang-orang yang kucintai lainnya, atau mungkin juga kamu, tiada yang tahu. Kita hanyalah menunggu antrian yang tidak urut berdasar usia atau kekayaan, tetapi antrian yang random, acak, dan tak berpola. Maka, kita semua selalu dan selayaknya berharap agar sisa usia kita dapat kita manfaatkan dengan baik untuk beribadah kepada-Nya dan bermanfaat bagi sesama. Hingga akhirnya ketika kita dijemput malaikat maut, kita berada dalam keimanan yang fit, saat raga beribadah kepada-Nya dan pikiran mengingat-Nya pula.

Akhir kata, saat ini aku jauh dari Jawa, tak mampu raga mengantarkan jenazahnya ke pembaringan terakhir. Aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuknya dalam keheningan. Kumohon, doakan ia juga, jika anda temannya atau bersimpati kepadanya. Semoga kita dapat berjumpa dengan orang-orang tercinta di Surga-Nya yang damai dan menenteramkan. Amin.

Komentar

  1. punya link alamat web-nya dia gak, Bams?
    blog atau multiply

    BalasHapus
  2. selamat jalan kawan

    "tujuh awan bersuka ria...
    sambut ruh suci menuju rabbnya...
    sahabat nantikan hadir kami...
    kan menyusulmu sebentar lagi."

    _catur

    BalasHapus
  3. @akh eko : afwan kurang tahu ya.. coba tanya om PKJ, dulu kan pas mau daftar jadi mentor suruh bikin blog

    @akh irfan : InsyaAllah.. semoga kita dipertemukan lagi di Jannah-Nya. Amin

    BalasHapus

Posting Komentar