Islam, Begitu Lengkap Begitu Detil


Hidup di dunia seperti yang kita jalani saat ini, sejak kita dilahirkan dari rahim ibu-ibu kita, kemudian memasuki masa-masa bermain dan belajar, sampai kita mengenal kewajiban-kewajiban sebagai orang dewasa, bukanlah tanpa tujuan. Agama (apapun agamanya) mengajarkan kepada manusia bahwa hidup di planet bumi hanyalah sementara, akan datang masanya planet bumi dan isinya beserta jagad raya yang tak terbatas ini musnah, lalu digantikan dengan negeri akhir zaman atau akhirat yang kekal abadi. Agama memberikan pengharapan bagi manusia, bahwa perihnya hidup saat ini hanya sementara begitu juga dengan senangnya, selama manusia teguh menjalankan ajaran agama, Tuhan menjanjikan balasan yang lebih baik di akhirat nanti yang sering disebut dengan surga atau nirwana. Konsep hidup yang seperti itu sayangnya tak dimiliki oleh orang-orang atheis dengan berbagai macam alirannya (materialis, komunis, dll). Mereka terjebak dengan apa yang mampu ditangkap oleh indera dan menafikan yang tidak mampu ditangkap. Hingga banyak diantara mereka yang sudah tidak tahan dengan kehidupan dan tak tahu lagi arah hidup ini memilih mengakhiri hidupnya a.k.a bunuh diri.

Sebagai orang yang telah memeluk agama Islam sejak kecil alias Islam keturunan, saya merasa agama ini merupakan satu-satunya yang benar. Begitu pun dengan teman-teman saya yang memeluk agama lain menganggap agama yang dipeluknyalah yang paling benar. Fine!. Saya tidak ada masalah dengan keyakinan yang berbeda itu. Toh agama yang saya anut ini tak memberikan paksaan dalam beragama. Namun ijinkanlah saya kali ini untuk sedikit membagi nilai-nilai luhur dalam agama ini yang membuat saya makin mencintainya, menggenggam erat dan memeluknya hingga nyawa terenggut dari badan dan nafas terhenti di tenggorokan. Nilai-nilai dari beberapa aspek kehidupan, yaitu HAM, Pendidikan, Ekonomi, Sosial, dan Politik menjadikan Islam bukan saja agama ritual, tetapi agama yang komperhensif dan dapat diaplikasikan dan menjadi lifestyle pada kehidupan umatnya. Namun sebelumnya, saya ingin sedikit mengenalkan Tuhan dan Rasul kami.

Islam mengakui adanya Tuhan yang Satu (Esa) yang disebut Allah. Dialah pencipta manusia, langit dan bumi, dan segala yang ada diantara keduanya. Allah Maha Perkasa, Allah Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan Dialah Rajanya para Raja. Tak ada yang mampu menyamai-Nya atau serupa dengan-Nya. Allah lah tujuan beribadah kaum muslimin, saat ibadah tak ditujukan pada-Nya gugurlah amalan itu layaknya butiran gabah yang kosong tak bernilai sama sekali. Lalu, bagaimana cara beribadah kepada Allah? adalah dengan mencontoh / berittiba’ pada apa yang disampaikan oleh Rasul/utusan-Nya Muhammad Sallallahu alaihi wasallam. Beliaulah utusan terakhir Tuhan di bumi ini, yang membawa ajaran untuk seluruh manusia dari zaman itu sampai akhir zaman, dan dari belahan bumi utara dan selatan. Ajaran yang beliau bawa membenarkan dan menyempurnakan apa yang disampaikan oleh utusan sebelumnya seperti Ibrahim (Abraham), Yusuf (Joseph), Musa (Moses), dan Isa (Jesus). Periwayatan Al Quran (Firman Allah) dan Hadits (perkataan dan perilaku Muhammad Sallallahu alaihi Wasallam) yang dijaga kemurniannya dan disampaikan dengan hati-hati oleh para sahabat dan penerusnya menjadikan Islam bisa kita nikmati sampai saat ini.

1.      HAM
Manusia memiliki beberapa hak asasi, diantaranya hak untuk hidup dan hak untuk memeluk agama. Alhamdulillah, Islam menjamin itu semua. Mengakhiri hidup orang lain sungguh merupakan perbuatan tercela/haram dalam Islam, alangkah besar dosanya. Islam menjaga penuh hidup manusia, yaitu bagi siapa saja yang memeluk Islam dan memeluk agama lain tapi tidak menyerang Islam (terlindungi). Hukuman tinggi dibebankan bagi pelaku pembunuhan di dunia. Jika hakim memutuskan seseorang terbukti membunuh, maka dia harus diqishash atau dihukum mati, kecuali keluarga yang terbunuh memaafkan perbuatan pembunuh dengan mewajibkan diyat (tebusan) atau tidak sama sekali. Apa yang digariskan oleh Allah tentu paling tepat bagi manusia. Manusia hanya dapat mengambil hikmah, yakni terlindunginya manusia dari ancaman pembunuhan. Mengakhiri diri sendiri juga demikian, dosa yang berat dibebankan bagi pelakunya. Bahkan menyakiti diri sendiri juga dimurkai Allah. Islam tidak memaksakan manusia untuk memeluk Islam. Dalam Al Quran Allah berfirman bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Para pendakwah Islam tidak pernah menggunakan cara-cara yang biasanya dilakukan pendakwah dari agama lain, seperti memberikan bantuan dengan syarat yang diberi bantuan harus pindah agama, menikahi umat lain dengan syarat yang dinikahi harus masuk Islam, dsb. Masuknya seseorang dalam Islam adalah karena hidayah/petunjuk langsung dari Allah. Jadi, tugas pendakwah adalah menyampaikan keindahan Islam, adapun masuknya seseorang kedalam Islam mutlak kuasa Allah. Sebagai muslim kita pun dilarang mengejek sesembahan umat lain dan tetap berbuat baik kepada mereka selama mereka tidak memusuhi kita.

2.      Pendidikan
Islam tak membatasi manusia untuk belajar. Manusia sebagai khalifah /pemimpin seluruh makhluk di bumi ini diperkenankan untuk menelusuri, menggali, meneliti, dan mengembangkan teori-teori apa saja. Terbukti, di saat zaman kegelapan meliputi barat, ketika pengetahuan saat itu terbelenggu ajaran gereja, ilmuwan-ilmuwan Islam di Timur Tengah seperti Avicena (Ibnu Sina), Averos (Ibnu Rusyd), dan Aljabar sedang asyiknya menemukan dan mengembangkan keilmuan di bidang-bidang yang mereka tekuni. Begitu besar dukungan Islam pada ilmu, sampai-sampai Allah sendiri menegaskan dalam firman-Nya bahwa orang yang mempunyai ilmu memiliki derajat yang lebih tinggi daripada yang tidak. Rasulullah juga menyampaikan bahwa orang yang melangkah  ke majelis ilmu akan dilapangkan jalannya menuju Surga. Bahkan, mencari ilmu lebih utama daripada melaksanakan sholat sunnah. Namun, Islam memberikan peringatan, bahwa akal yang berkelimpahan ilmu, jangan sampai membuat manusia itu lupa akan Tuhannya sehingga seakan-akan menuhankan akal. Allah dalam Al-Quran juga mencibir manusia-manusia yang menuhankan akal/nafsunya. Iman kepada Allah harus tetap lebih diutamakan daripada logika/akalnya. Seharusnya ilmu yang dipelajarinya membuat ia makin beriman kepada Allah, Sang Maha Ilmu.

3.      Ekonomi
Permasalahan ekonomi dewasa ini, tentunya bukan disebabkan oleh kelangkaan, tetapi karena distribusi sumber daya/kekayaan yang tidak merata. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja Indonesia. Beberapa orang memiliki kekayaan mencapai miliaran bahkan trilyunan dengan seluruh asetnya. Namun, masih ada di pelosok negeri, penduduk yang sehari hanya makan sekali, atau masih memakan nasi aking. Padahal, negeri ini kurang kaya apa. Tongkat kayu pun jadi tanaman. Hingga beberapa bangsa pun tertarik menjajah negeri ini. Allah memberikan manual yang terbaik bagi ekonomi makhluk-Nya. Zakat, sedekah, qurban, infaq dan berbagai instrument berlimpah pahala lainnya menjadikan orang miskin tidak semakin merana karena ada saudaranya yang kaya membagi rejekinya. Jangan lupakan dengan puasa, yang melatih manusia untuk bersimpati pada saudara-saudaranya yang kesulitan memenuhi kebutuhannya. Pedagang dan pengusaha dilarang membohongi pelanggannya. Bahkan Rasul yang pernah menjadi pedagang yang sukses karena membawa akhlak Islami saat menjajakan dagangan. Allah juga melarang keras riba/bunga yang menjadikan si kaya bertambah kaya, dan miskin bertambah miskin. Sistem Ekonomi Islam atau lebih dikenal dengan Ekonomi Syariah dewasa ini pun mulai diminati oleh perbankan, bahkan hingga Eropa karena terbukti lebih stabil dan menghasilkan profit daripada sistem bunga.

4.      Sosial
Dalam aspek sosial, Islam juga memberikan kenyamanan pada manusia dan khususnya untuk pemeluknya selain adanya perintah pendistribusian kekayaan seperti yang telah disebut di atas. Mulai dari perintah solat berjamaah, ketika kaki dan pundak saling menempel saat beribadah sehingga mewujudkan kesatuan batin, ketika jamaah menunjuk salah satu imam yang bermakna kesatuan muslimin memilih pemimpin dan patuh padanya, dan ketika salam diucapkan sebagai penutup penanda doa pada saudara seaqidah. Sungguh menyiratkan berbagai makna persaudaraan. Terlebih secara khusus Rasulullah juga menyampaikan hak dan kewajiban sesama muslim, seperti memenuhi undangannya, menjenguk yang sakit, memberi hadiah, sampai menyolati dan mengantarkan saudara kita menuju pembaringan terakhirnya. Sungguh alangkah nikmat dan indahnya Islam. Pun ketika kita datang di suatu daerah dan kita merasa asing karena berbeda ras, suku, dan bangsa dengan mereka. Maka ketika kita datang ke masjidnya, sadarilah bahwa seluruh muslimin adalah saudara dan di mata Allah orang tidak dipandang asalnya, hartanya, sukunya, dan atribut yang lain melainkan hanya ketaqwaannya. Tentu membuat hati kita semakin tenang. Jangan lupakan juga penjagaan Islam pada wanita melalui perintah hijab. Adanya penutup aurat ini menyebabkan kaum hawa tidak dinilai oleh sosial karena keindahan tubuh dan mukanya, melainkan sesuatu yang lebih bernilai yakni perilaku dan pemikirannya. Lembaga pernikahan yang menyatukan dua insan beda jenis juga dijunjung tinggi karena tindakan zina dan segala tindakan yang mendekatinya diharamkan. Bayangkan saja, ketika salah satu penyebab kerusakan moral ini mampu dihindari oleh seluruh muslimin di Indonesia, tentunya lingkungan sosial akan mendorong terciptanya masyarakat yang makin beradab.

5.      Politik
Dalam perpolitikan, memang ada khilafiyah / perbedaan pendapat dari kalangan umat, terutama dalam proses memilih pemimpin seperti boleh tidaknya memilih pemimpin melalui demokrasi (satu orang satu suara). Namun, para ulama tidak ada yang berbeda pendapat bahwa orang muslim tidak boleh menjadikan orang non muslim sebagai pemimpinnya. Pasti ada hikmah tersendiri dibalik perintah itu, dan tentunya baik bagi umat muslim. Dalam sejarah Islam yang dilakoni oleh para sahabat waktu itu, menjadi pemimpin adalah sebuah amanah yang begitu berat, hal ini karena pemahaman mereka akan Islam bahwa amanah akan dipertanggungjawabkan bukan hanya di hadapan manusia entah itu atasan atau rakyat, tetapi juga di akhirat. Sebagai pemimpin perang, Rasulullah juga biasa mendatangi pasar dan memberi makan seorang nenek yang sering mencacinya dan berbeda keyakinan dengannya. Khalifah Umar Radiyallahuanhu sebagai salah satu khalifah penerus bahkan memarahi anaknya karena menitipkan gembalaannya pada masyarakat, khawatir jika masyarakat melebihkan makanan untuk ternak anaknya karena tahu bahwa dia anak sang khalifah. Masya Allah.

Tak terasa, kata demi kata, kalimat demi kalimat mengalir begitu saja hingga mencapai sebanyak ini. Sungguh Islam begitu indah bagi saya karena ajarannya yang begitu lengkap dan menyeluruh menjadikan manusia mencapai tujuan penciptaan hidup di muka bumi, khalifah. Ini semua membuat saya tidak dapat memilih salah satu apa yang paling mengesankan. Semuanya mempesona. Memang, inilah agama yang menjadikan setiap pemeluknya yang teguh mengamalkan ajarannya terlihat berbeda tetapi lebih unggul dari yang lain. Ketika zaman sudah menjadi edan, maka yang paling ‘aneh’ adalah orang Islam yang beriman. Akhirnya, syukur Alhamdulillah pada-Nya atas Islam yang telah mendarah daging ini. Semoga Allah menjaga kita dalam din ini sampai akhir hayat. Amin.

NB: “Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway I Love Islam

 

Komentar

  1. barusan mampir sono dah telat, oiya mas, kalo boleh tukeran link dong?

    BalasHapus
  2. detail banget... banget..

    sukses giveawaynyaa..

    BalasHapus
  3. lengkap banget.. :)
    salam kenal ya bambang :)

    BalasHapus
  4. yap. Islam syamil dan kamil. Masya Allah. Makasi banyak ya bams :)

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar