Perkembangan internet di Indonesia semakin tak terbendung. Berdasarkan Laporan Survei Internet Indonesia 2021-2022 yang dirilis oleh Asosiasi Pengusaha Jaringan Internet Indonesia (APJII), tercatat jumlah penduduk terkoneksi internet di Indonesia mencapai 210.026.769 jiwa atau kurang lebih sebesar dari 77,02% dari total populasi Indonesia di tahun 2021 yang sebanyak 272.682.600 jiwa. Tingkat penetrasi internet tersebut meningkat daripada tahun 2019-2020 yang sebesar 73,70%. Yang menarik, berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 7.568 responden tersebut, tingkat penetrasi pengguna internet tertinggi adalah pada kalangan pelajar dan mahasiswa yaitu sebanyak 99,26%. Artinya, berdasarkan penelitian APJII tersebut, hampir seluruh pelajar dan mahasiswa telah akrab dengan dunia maya.
Hasil survei APJII tersebut tentu
bukanlah sesuatu yang di luar dugaan. Perubahan pola belajar selama masa
pandemi COVID-19 telah memaksa seluruh kalangan pelajar dan mahasiswa untuk
mengakses internet, yaitu perubahan pembelajaran secara tatap muka di kelas menjadi tatap muka secara online melalui
platform Zoom, Google Meet, dsb. Manfaat internet kian dirasakan di periode pembatasan sosial ketika seluruh proses pendidikan formal seperti mengumpulkan tugas, evaluasi studi, bahkan
ujian akhir sekolah (UAS) juga harus dilakukan secara jarak jauh melalui
fasilitas internet.
Bagi mahasiswa seperti saya yang
sedang menempuh studi magister manajemen di sebuah kampus swasta di Jakarta
Barat, program perkuliahan kampus memang sudah di-setting secara online
sejak awal perkuliahan bulan September 2021. Seluruh mata kuliah di Semester
I dan Semester II ditempuh secara online seiring adanya himbauan
pemerintah untuk menghindari pertemuan fisik di kelas dalam rangka pencegahan
penularan COVID-19. Metode belajar mengajar yang sudah disiapkan kampus ada dua, yaitu dalam bentuk
tatap maya dimana dosen dan mahasiswa bertemu secara daring melalui
platform Zoom atau Gmeet, serta berupa pembelajaran
mandiri melalui sistem e-learning dengan cara mengunduh materi, mengisi
forum diskusi, dan menjawab quiz yang diunggah oleh dosen.
Tidak hanya kalangan mahasiswa
yang merasakan manfaat internet, kalangan pelajar juga harus beramah tamah
dengan laptop dan internet lebih awal sebagai solusi pendidikan di kala pandemi,
tak terkecuali anak saya yang masih duduk di sekolah dasar kelas 1. Bahkan, yang
cukup mengejutkan bagi para wali murid adalah adanya acara study tour yang
biasanya secara fisik, digantikan dengan secara virtual dengan mengajak
anak-anak ke sebuah pabrik alat tulis di Malaysia. Meskipun mungkin
tidak lebih seru dari pengalaman study tour sebenarnya, tentu
kegiatan tersebut memberikan pengalaman tersendiri bagi anak saya. Lebih dari itu, manfaat internet untuk memperoleh pendidikan ternyata juga tidak hanya dirasakan oleh mereka yang menempuh pendidikan formal seperti kami berdua, emak-emak seperti istri saya juga bisa mengakses pendidikan informal
seperti ilmu agama, memasak, lifehack rumah tangga, kerajinan,
parenting, dan ilmu lainnya dengan menyalakan gawai yang sudah terhubung jaringan internet. Alhasil, internet saat ini telah menjadi kebutuhan
primer bagi keluarga Indonesia untuk mengakses pendidikan.
Dengan segala hal yang bisa
dilakukan dengan internet tersebut, kebutuhan pemasangan jaringan internet atau
fixed broad band di rumah semakin diminati oleh masyarakat. Penggunaan
Wi-Fi yang terpasang di rumah selain memberikan akses kuota unlimited juga
membuat masyarakat tidak lagi dipusingkan dengan pembelian paket data dan
risiko perangkat overheat jika menggunakan tethering via operator
seluler. Dalam hal ini, Telkom Indonesia menjadi pilihan paling tepat bagi masyarakat
melalui produk internet berlangganan yang telah dikenal luas, yakni IndiHome. Terbukti,
berdasarkan hasil survei APJII di atas sebanyak 67,54% masyarakat mempercayakan
penyediaan akses internet di rumahnya kepada IndiHome.
Hadir sebagai Internetnya Indonesia,
Telkom Indonesia melalui IndiHome diminati keluarga Indonesia karena menawarkan
berbagai alternatif pilihan kecepatan akses dan paket bundling TV atau
telepon yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kedalaman kantong
pelanggannya. Layanan televisi sebagai salah satu alternatif paket internet
IndiHome menyajikan berbagai konten edukatif bagi keluarga Indonesia yang sarat
dengan tuntunan bukan sekadar tontonan. Hal ini tentu dapat merangsang tumbuhnya iklim pendidikan yang berkelanjutan bagi seluruh anggota
keluarga.
Tidak hanya berbagai pilihan
penawaran paket berlangganan, aspek yang paling penting yang menjadi positioning Indihome adalah kestabilan akses
internet. Kestabilan akses sangat penting karena kita tidak pernah tahu kapan akses internet itu down tiba-tiba dan ujung-ujungnya dapat menghambat proses pendidikan kita. Tentunya menyebalkan bahkan memalukan, apabila kita
sebagai mahasiswa yang sudah sedemikian matang mempersiapkan materi persentasi
dan berdandan rapi, lalu tiba-tiba saat persentasi suara kita menjadi seperti Bumblebee di ruang dengar dosen dan
teman-teman kuliah. Hal lain yang juga tentu tak diinginkan oleh seluruh mahasiswa
adalah ketika sudah berjibaku hingga menit-menit terakhir untuk menyelesaikan tugas atau jawaban UAS, tetapi dinyatakan terlambat mengumpulkan dan ditolak dosen karena kegagalan saat proses pengiriman yang disebabkan oleh terputusnya internet secara tiba-tiba.
Pada akhirnya dengan adanya dunia
maya, kini pendidikan dapat dinikmati siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
Maka, masyarakat harus semakin cerdas, dalam memilih layanan internet rumah
yang tanpa batas. Utamakanlah internet yang stabil, inilah salah satu kunci pendidikan yang
berhasil.
Sumber: Profil Internet Indonesia 2022, diterbitkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bulan Juni 2022.
Komentar
Posting Komentar